Tujuh Keajaiban Dunia Baru Versi New7Wonders

Informasi singkat mengenai Tujuh Keajaiban Dunia Baru yang disahkan tanggal 7 Juni 2007 ada di artikel ini. Kamu tidak hanya akan tahu di mana saja keberadaan 7 Keajaiban Dunia tersebut, tetapi juga sejarah, mitos, dan fakta menarik lainnya. Seperti apa?

Ada beberapa versi terkait Tujuh Keajaiban Dunia yang perlu kamu ketahui. Salah satunya ialah Keajaiban Dunia Baru yang daftarnya telah disahkan oleh New7Wonders Foundation pada 7 Juli 2007 yang IGUCeleb rangkum dalam artikel ini.

Beberapa situs warisan budaya yang termasuk dalam Tujuh Keajaiban Dunia tersebut berasal dari sejumlah negara di Asia, Eropa, dan Amerika. Sayangnya, tidak ada “wakil” dari Asia Tenggara yang bangunan/monumennya termasuk ke dalam daftar tersebut.

Meski begitu, kamu tidak akan menyesal mengetahui tempat-tempat wisata ikonik, kuno, dan bersejarah yang dipilih melalui voting oleh penduduk dunia berikut ini. Siapa tahu kelak kamu dapat mengunjungi salah satunya.

Penasaran situs budaya apa saja yang mendapat kehormatan untuk masuk di antara 7 Keajaiban Dunia Baru? Simak penjelasannya di bawah ini dan bersiaplah terkesima melihat penampakannya. Selamat membaca!

1. Tembok Besar China

Tembok Besar China atau Tembok Raksasa China telah menjadi bagian dari Situs Warisan Dunia UNESCO sejak 1987. Bangunan yang menjadi simbol perlindungan ini kemudian tercatat sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia sekitar awal 2000-an sejak mulai diwujudkannya program New7Wonders Foundation.

Data yang IGUCeleb kutip pada awal 2019 menyebutkan, Tembok Besar China masih terdaftar dalam 7 Keajaiban Dunia. Tampaknya, akan sulit menyingkirkan bangunan yang satu ini dari daftar tujuh besar mengingat sejarah panjang yang dimilikinya.

Tembok itu dibangun kurang lebih pada abad ke-7 sebelum Masehi (SM) dan terbentang di sepanjang garis timur ke barat melintasi perbatasan utara Tiongkok. Bangunan yang konon dibuat menggunakan material tanah, batu, kayu, semen kapur, dan beras ketan sebagai perekatnya itu semula didirikan guna melindungi kekaisaran China dan para warga dari ancaman Suku Nomad yang hendak memperluas wilayah kekuasaannya.

Proses pembangunannya sendiri dilakukan selama empat periode dinasti yang berbeda, yaitu sebelum Dinasti Qin (722–481 SM dan dilanjutkan 453–221 SM), era Dinasti Qin (220 SM), Dinasti Han (127 SM), hingga pada masa Dinasti Ming (tahun 1368–1644 M). Berikut uraian singkatnya:

a. Sejarah Pembangunan

Periode pertama pembangunan Tembok Raksasa China dilakukan pada 722–481 SM dan berlanjut hingga 453–221 SM saat sedang banyak terjadi peperangan di negara tersebut. Kala itu, beberapa bangunan dibuat untuk dijadikan benteng pertahanan dari serangan musuh.

Seiring dengan berjalannya waktu, benteng pertahanan yang sudah ada disambung membentuk garis yang membentang dari timur ke barat. Pembangunannya dikerjakan sekitar tahun 220 SM, yaitu ketika era Dinasti Qin dimulai di mana Kaisar Qin Shi Huang memerintahkan kurang lebih 300 ribu orang warga untuk mengerjakannya.

Prosesnya memakan waktu setidaknya sembilan tahun dan memerlukan biaya yang tidak sedikit. Ditambah lagi, banyak tenaga kerja yang menjadi korban dan tewas selama proses pembangunan. Akibatnya, rakyat marah dan memprotes kerja paksa yang dilakukan Kaisar Qin Shi Huang hingga menggulingkan pemerintahan Dinasti Qin. Setelah itu, pembangunan tembok dihentikan.

Namun, pada masa pemerintahan Kaisar Han Wudi (Dinasti Han) sekitar 127 SM, pembangunan Tembok Raksasa diteruskan kembali. Di periode ini, Tembok Raksasa China diperpanjang sampai 1.000 km dan memakan waktu pembangunan selama 20 tahun. Dan lagi-lagi, tahapan pembangunannya terbengkalai setelah Kaisar Han berhasil menaklukan Bangsa Hun yang mengancam rakyat Tiongkok di kawasan barat.

Periode terakhir didirikannya Tembok Raksasa yang masuk dalam 7 Keajaiban Dunia Lama dan Baru itu hingga menjadi seperti yang kita kenal sekarang adalah pada masa Dinasti Ming (tahun 1368–1644 M). Setelah Tiongkok berhasil menaklukan Bangsa Mongol, bangunan yang terpilih masuk Tujuh Keajaiban Dunia Baru itu direkonstruksi dan diperpanjang hingga mencapai 5.650 km.

Pada masa tersebut, Tembok Raksasa difungsikan sebagai benteng yang terbagi menjadi sembilan distrik militer dan memiliki pintu gerbang yang digunakan untuk mengawasi wilayah perbatasan. Di atasnya dibuat jalur transportasi dengan dua pintu gerbang utama yang terletak di timur dan barat. Pintu gerbang paling timur dinamakan Shanhaiguan, sedangkan barat dikenal dengan Jiayuguan.

b. Panjang Tembok Raksasa China

Tembok Raksasa China dalam bahasa Mandarin disebut dengan nama “wanli changcheng” yang berarti “tembok yang panjangnya 10 ribu li”. Angka 10.000 li sendiri merupakan analogi untuk menggambarkan panjang yang tidak terbatas. Meski begitu, bukan berarti panjang tembok tidak dapat diukur.

Berdasarkan penelitian yang beberapa kali dilakukan pemerintah setempat, ukuran keseluruhan Tembok Raksasa China bertambah seiring ditemukannya bagian-bagian tembok yang sebelumnya tak terjangkau. Misalnya pada tahun 1998, ditemukan bagian yang membentang di antara Provinsi Gansu dan Xianjiang yang dulunya merupakan jalur sutra. Penemuan ini menambah panjang tembok sekitar 2.700 km.

Setelahnya, pemugaran dan pemeliharaan terus dilakukan. Hingga pada awal tahun 2004, dilaporkan bahwa Tembok Raksasa yang terdaftar sebagai Tujuh Keajaiban Dunia versi lama dan baru ini memiliki panjang 6.350 km dan hanya ¹⁄3-nya saja yang terpelihara dengan baik. Beberapa tahun kemudian, sekitar pada 2009, Pemerintah Tiongkok mengumumkan bahwa panjang tembok ialah 8.850 km.

Baca juga: Wisata Lawang Sewu Semarang yang Mistis, Historis, sekaligus Romantis 

2. Petra di Yordania

Tujuh Keajaiban Dunia Baru berikutnya ialah Petra yang terletak di tengah-tengah Teluk Aqaba dan Laut Mati, atau sekitar 200 km ke arah selatan dari Amman, ibu kota Yordania. Lokasinya tersembunyi di antara Lembah Arabah dan Pegunungan Edom, dikelilingi bebatuan dan tebing yang hanya dapat diakses melalui celah selebar 2 meter.

Petra merupakan kota kuno yang diperkirakan dibangun awal tahun 312 SM dengan cara dipahat pada dinding-dinding batu. Konon, kota ini merupakan tempat tinggal Suku Nabatea yang disebut-sebut bagian dari Bangsa Arab yang hidup sebelum masuknya Bangsa Romawi. Namun, asal usul Nabatea sendiri masih belum diketahui secara pasti.

Sebagai situs purbakala, area bangunan 7 Keajaiban Dunia terpilih itu terkenal akan sistem pengairannya yang rumit. Di sana ditemukan terowongan yang mampu mencegah banjir mendadak dan menyalurkan air bersih ke kota. Bukan itu saja, lokasi kota yang tersembunyi juga membuat Petra sulit ditembus musuh dan terhindar dari bencana alam, seperti badai pasir.

a. Sejarah Singkat

Di masa lalu, Petra adalah ibu kota kerajaan tempat Suku Nabatea tinggal. Pada abad ke-1 SM, kota tersebut telah dihuni kurang lebih 30 ribu penduduk. Wilayah Kerajaan Petra sendiri telah menjangkau Damaskus dan Laut Mati kala itu.

Sekitar abad ke-100 M, Petra sempat dikuasai Bangsa Romawi. Tak heran jika bangunannya terpengaruh arsitektur Romawi. Selain itu, ada pula pengaruh Nasrani yang dibuktikan dengan dibangunnya gereja pada tahun 600 M.

Bukan itu saja, kawasan tersebut juga menjadi tempat keramat bagi umat Islam setelah ditemukannya makam Nabi Harun di puncak tertinggi Gunung Hor atau El-Barra. Nabi Harun konon dimakamkan pada abad ke-14 M. Di periode waktu yang sama, di sana juga dibangun sebuah masjid berkubah putih yang terlihat dari berbagai area di sekitar wilayah Petra.

b. Disahkan sebagai 7 Keajaiban Dunia Baru

Petra sejatinya telah menjadi bagian dari Situs Warisan Dunia UNESCO sejak Desember 1985. Akan tetapi, situs itu baru diresmikan sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia tanggal 7 Juli 2007 berdasarkan voting dari 100 juta orang melalui internet dan SMS yang diadakan oleh New7Wonders Foundation. 

Lebih dari itu, Petra tercatat sebagai warisan budaya yang menjadi simbol perlindungan. Rasanya tidak salah lagi kalau kota kuno ini semakin populer dijadikan lokasi wisata turis dari berbagai negara. Tak tanggung-tanggung, Kota Petra bahkan masuk dalam daftar tempat yang harus dikunjungi sebelum meninggal dunia menurut majalah Smithsonian, Washington DC.

3. The Colosseum

The Colosseum atau yang dikenal pula dengan nama Flavian Amphitheatre terletak di pusat kota Roma, Italia. Satu dari Tujuh Keajaiban Dunia ini dibangun sejak masa pemerintahan Wali Kota Vespasian dan selesai ketika sang putra menggantikannya (sekitar tahun 80 M saat Italia dipimpin oleh Domitianus).

Awalnya, Colosseum dibangun untuk memenuhi kebutuhan akan amfiteater penduduk Roma. Di lokasi mampu menampung sebanyak 50 ribu orang itulah, dipertontonkan pertunjukan gladiator (pertarungan). Tak heran jika Colosseum menjadi salah satu karya arsitektur terbesar yang pernah dibangun kekaisaran Romawi. 

Hingga tahun 217 M, tempat pertunjukan tersebut masih berfungsi normal. Namun, suatu ketika sempat terjadi kebakaran karena tersambar petir. Meski begitu, beberapa tahun setelahnya sekitar pada 238 M, Colosseum diperbaiki dan kembali menjadi arena pertunjukan gladiator.

Pertunjukan yang mempertaruhkan nyawa dan telah menelan banyak korban jiwa itu perlahan-lahan berhenti dan hilang setelah adanya protes dari golongan Kristen yang taat. Pihak gereja mampu mengubah kebiasaan buruk masyarakat dan akhirnya Colosseum pun beralih fungsi. Sampai sekitar tahun 524 M, bangunan itu dimanfaatkan menjadi tempat penyimpanan barang.

a. Asal Muasal Penamaan

Colosseum rupanya bukanlah nama asli yang disematkan setelah dibangun dan diresmikannya bangunan tersebut di masa lalu. Penamaan yang kita kenal sekarang merujuk pada patung Colossus of Nero yang terdapat di dekat area bangunan. Keberadaan patung itu sendiri disebutkan dalam manuskrip yang berasal dari abad ke-4 M.

Meski begitu, keberadaan patung itu sendiri masih dipertanyakan. Menurut dugaan, patung Colossus hilang saat terjadi gempa di Roma. Tetapi berdasarkan beberapa sumber, patung tersebut masih berdiri hingga abad ke-7 M.

b. Sejarah Kelam Colosseum

Sebuah peristiwa berdarah terjadi saat bangunan Colosseum pertama diresmikan. Konon, sebanyak 9.000 hewan buas dibantai di dalam arena pertunjukan sebelum situs yang dipilih jadi Tujuh Keajaiban Dunia ini benar-benar dibuka untuk umum. Agar darah yang membanjiri arena tidak meluber ke luar bangunan, orang-orang Roma pada masa itu melapisi lantai dengan pasir.

Pasca dibukanya gedung teater, jangan harap ada pertunjukan drama atau kisah cinta. Yang dipertontonkan justru pertarungan berdarah yang objek utamanya adalah binatang buas. Binatang buas itu diadu dengan para tahanan setempat (noxii) yang sudah dijatuhi hukuman mati. Meski begitu, tak jarang para tahanan juga dipertarungkan satu sama lain dan saling bunuh di arena.

Bukan hanya di area bangunan, di bawah tanah pun dibuat konstruksi yang dikenal dengan nama hypogeum. Di situ, terdapat terowongan dan kurungan yang menjadi tempat bagi para gladiator dan hewan-hewan buas sebelum dipertarungkan. Tak cuma itu, di sepanjang area bawah tanah juga dipasang jebakan agar tidak ada hewan buas dari luar yang masuk.

Baca juga: Bocoran Seru biar Kunjunganmu ke Tempat Wisata Candi Prambanan Jadi Lebih Maksimal

4. Chichen Itza

Chichen Itza ialah kompleks bangunan mirip candi yang terletak di Semenanjung Yucatan, Meksiko. Bangunan ini adalah salah satu monumen terpilih di antara 7 Keajaiban Dunia Baru yang sebelumnya telah terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1988.

Nama Chichen Itza diambil dari bahasa Suku Maya yang mengandung arti “di mulut sumut Itza”, di mana chi berarti “mulut” atau “ujung” dan ch’en atau che’e’en artinya “sumur”. Sedangkan Itza diterjemahkan sebagai enchanter of the water, yakni ahli sihir yang menguasai air.

Konon, kompleks itu merupakan peninggalan Suku Maya yang dibangun sekitar 800 tahun SM. Di kompleks bangunan Tujuh Keajaiban Dunia tersebut terdapat bangunan utama Piramida El Castillo (Kuil Kukulcan) yang dipercaya sebagai pusat kegiatan politik dan ekonomi peradaban Suku Maya.

a. Sejarah dan Mitos

Selain menjadi pusat kegiatan Suku Maya pada masanya, Chichen Itza juga sering dijadikan lokasi pelaksanaan ritual keagamaan. Akan tetapi, masyarakat Suku Maya ternyata tidak lama menempati kawasan tersebut. Sebagian warga meninggalkan pusat kota dan membangun kelompok-kelompok kecil jauh dari Chichen Itza dan hanya datang ke sana saat diadakan ritual tertentu saja.

Lebih dari itu, Suku Maya bahkan sempat meninggalkan Chichen Itza kurang lebih pada abad ke-7 M dan memilih menetap di wilayah barat. Namun, penduduk asli Suku Maya kembali lagi ke pusat peradaban mereka sekitar abad ke-10 dan menetap untuk beberapa lama.

Selama tinggal di sana, orang-orang Maya banyak mengadakan ritual yang bisa dibilang menyeramkan karena mengorbankan nyawa manusia. Salah satunya adalah ketika daerah mereka dilanda kekeringan panjang, sejumlah gadis muda dipersembahkan dalam kondisi hidup dengan dilemparkan ke dalam sumur (The Sacred Cenote). Ada dua sumur di kompleks Chichen Itza yang keberadaannya masih dipertahankan.

b. Peradaban Maju Suku Maya

Suku Maya dikenal merupakan bangsa yang peradabannya sudah maju dan berpengetahuan. Salah satu bukti peradaban dan ilmu pengetahuannya yang maju itu ditunjukkan dengan keberadaan bangunan observatorium astronomi yang disebut El Caracol.

Berbekal ilmu astronomi yang mereka miliki, Suku Maya terkenal memiliki kalender sendiri. Kalau kamu pernah dengar, kalender Suku Maya sempat membuat heboh soal ramalan terjadinya kiamat pada 20 Desember 2012.

Kemajuan lainnya adalah di bidang olahraga, yakni ditemukannya sebuah situs berupa lapangan bola. Konon, permainan dimainkan dengan cara melempar bola melewati batas lingkaran yang terletak di tembok setinggi 7 m. Permainan itu disebut-sebut merupakan “nenek moyang” dari olahraga bola basket.

Namun, ada pengorbanan mengerikan yang perlu dilakukan jika salah satu tim pemain kalah. Bila salah satu tim kalah pertama kali, mereka harus menyerahkan sang kapten untuk dipenggal dan kepalanya dipersembahkan kepada dewa.

Kiranya, hal-hal di ataslah yang membuat salah satu dari 7 Keajaiban Dunia ini dijadikan simbol pemujaan dan ilmu pengetahuan. Kendati demikian, ada banyak hal lain yang masih menjadi misteri terkait sejarah dan keberadaan suku tersebut.

Baca juga: Kumpulan Info Menarik tentang Tempat Wisata di Bali

5. Machu Picchu

Hampir mirip dengan Chichen Itza yang dihuni Suku Maya, Machu Picchu merupakan situs budaya berupa sisa-sisa reruntuhan bangunan yang hilang bekas Kerajaan Inca. Cagar budaya yang terletak di atas Lembah Urubamba, Peru ini terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1983 dan resmi menjadi bagian dari Tujuh Keajaiban Dunia Baru tanggal 7 Juli 2007.

Nama Machu Picchu menurut bahasa Quechua (Inca Kuno) berarti “gunung tua” atau dikenal pula dengan nama Kota Inca yang Hilang. Lokasinya berada di kawasan pegunungan pada ketinggian 2.350 mdpl.

Machu Picchu dibangun selama dua periode, yaitu pada masa pemerintahan Pachacutec Inca Yupanqui (1438–1471) dan Tupac Inca Yupanqui (1472–1493). Meskipun merupakan sebuah kerajaan, situs bangunan 7 Keajaiban Dunia peninggalan Suku Inca itu tidak pernah diwariskan secara turun-temurun.

Konon, kota ini malah ditinggalkan penduduknya setelah ditinggali selama kurang lebih 80 tahun. Selain itu, kemungkinan sebagian dari penghuninya meninggal dunia akibat penyakit cacar yang ditularkan oleh para pelancong. Tetapi yang jelas, Kerajaan Inca runtuh ketika Spanyol memperluas kekuasaan dan menduduki wilayah Amerika Tengah, termasuk Chichen Itza pada abad ke-16. 

Baca juga: Mengukir Pengalaman Tak Terlupakan dengan Mengunjungi Wisata Kawah Putih Bandung

6. Taj Mahal

Taj Mahal adalah monumen atau bangunan makam yang menjadi simbol cinta dan hasrat. Bangunan bergaya arsitektur Timur Tengah itu berada di Agra, Uttar Pradesh, India. Taj Mahal ditetapkan sebagai bagian dari Tujuh Keajaiban Dunia Baru yang disahkan bersama dengan monumen lainnya pada 7 Juli 2007.

Konon, Taj Mahal dibangun pada tahun 1632–1653 M atas perintah dari Kaisar Mughal Shah Jahan sebagai wujud cintanya kepada Mumtaz Mahal. Seluruh bangunan terbuat dari batu marmer putih yang jika dinilai dengan mata uang diperkirakan menelan biaya setara dengan triliunan rupiah. Kemegahan bangunan tersebut tidak lepas dari campur tangan arsitek bernama Ahmad Lahori dan bantuan puluhan ribu pekerja. 

Setidaknya 20 ribu orang yang terdiri atas buruh bangunan, pemotong batu, pelukis, seniman bordir, serta pembuat kaligrafi bergotong royong demi berdirinya Taj Mahal. Tak heran jika selain megah, bangunan itu juga menyimpan prasasti-prasasti dalam tulisan kaligrafi yang terukir di dindingnya.

a. Mitos di Balik Sejarah Taj Mahal

Taj Mahal disebut-sebut sebagai lambang dari rasa kehilangan mendalam Shah Jahan usai Mumtaz Mahal meninggal dunia saat melahirkan. Shah Jahan kemudian mengutus seseorang untuk mendirikan makam megah agar ia bisa mengenang orang yang sangat dicintainya tersebut.

Meski begitu, terdapat sejumlah mitos terkait pembangunan Taj Mahal yang mungkin belum kamu ketahui. Salah satunya adalah tentang kisah cinta abadi Shah Jahan dan Mumtaz Mahal sendiri. Bagaimana jika ternyata Taj Mahal bukanlah bukti cinta?

Dalam suatu cerita dikatakan, walaupun Mumtaz Mahal memanglah sosok yang paling dicintai Shah Jahan, perempuan itu disebut-sebut sangat ambisius dan kejam. Hal ini diungkapkan oleh seorang penulis bernama Dilip Hiro yang menulis naskah drama Tale of Taj tahun 1970-an silam. Dalam kisah yang juga telah dipentaskan itu, Dilip Hiro menyebut soal taruhan takhta antara Shah Jahan dan Mumtaz.

Ketika tengah hamil, Mumtaz Mahal mengajak Shah Jahan bertanding catur. Jika kalah, Shah Jahan harus bersedia menyerahkan takhtanya kepada sang istri. Benar saja, sang raja kalah dalam permainan dan terpaksa menyerahkan mahkota dan kekuasaannya.

Sayangnya, masa pemerintahan Mumtaz yang baru seumur jagung berakhir setelah suatu hari ia terjatuh dari singgasana karena sebuah pertengkaran. Bayi dalam kandungannya pun dilahirkan setelah itu, lalu ia meninggal dunia. Yang membuat penonton bertanya-tanya adalah kemungkinan adanya unsur kesengajaan atas kematian Mumtaz Mahal, serta apakah Taj Mahal dibuat karena Shah Jahan merasa bersalah.

Baca juga: Rasakan Nikmatnya Menyatu dengan Ratusan Bunga di Taman Wisata Selecta Malang

b. Keunikan dan Fakta Lain Taj Mahal

Tak sekadar jadi bagian dari 7 Keajaiban Dunia, Taj Mahal tercatat memiliki keunikan yang bakal membuatmu ingin mengunjunginya. Pertama, Taj Mahal dianggap sebagai bangunan paling simetris di dunia. Coba bayangkan kamu memegang foto Taj Mahal dan melipatnya, maka separuh bangunan seolah merupakan bayangan dari setengah bagian yang lain.

Kedua, barangkali kamu sudah tahu mengenai fakta unik yang satu ini, yaitu warna dinding bangunannya yang dapat berubah-ubah. Di pagi hari, dinding Taj Mahal akan nampak merah muda merona, kemudian berubah putih saat siang. Lalu waktu malam hari, warnanya menjadi emas mengkilap karena terkena cahaya bulan.

Perubahan warna itu disebut berubah-ubah sesuai suasana hati Mumtaz Mahal. Namun, pada dasarnya perubahan itu disebabkan karena marmer dan keramik yang memantulkan cahaya matahari. Maka, sebenarnya warna dinding bangunan dapat berubah menyesuikan dengan kondisi cuaca.

Fakta berikutnya ialah seputar kegunaan bangunan yang merupakan campuran dari budaya Arab, Persia, dan India sendiri. Bangunan berbentuk masjid berhiaskan kaligrafi Arab yang masuk Tujuh Keajaiban Dunia itu justru dikatakan sebagai Kuil Hindu. Padahal, di sana sering dimanfaatkan untuk peribadatan umat Islam.

Hal itu disampaikan oleh penulis bernama P.N. Oak dalam bukunya berjudul Taj Mahal: The True Story (1989). P.N. Oak mengklaim bahwa Taj Mahal aslinya adalah kuil yang dibangun oleh raja Hindu, Parmar Dev. Sebelum dijadikan Taj Mahal, Shah Jahan disebut menyita bangunan tersebut dari Parmar Dev.

7. Christ the Redeemer

Christ the Redeemer atau Patung Kristus Penebus mestinya sudah pernah kamu dengar namanya. Patung yang terpilih jadi salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia ini terdapat di Rio de Janeiro, Brasil, tepatnya di puncak Gunung Corcovado, Taman Nasional Hutan Tijuca.

Patung Yesus Penebus itu usianya tidak setua 7 Keajaiban Dunia Baru yang lain. Tetapi, sejarah keberadaannya tidak dapat dilewatkan begitu saja mengingat pembangunannya telah digagas sejak lama.

Gagasan membangun patung di puncak Corvorado sebenarnya sudah muncul sekitar pertengahan tahun 1850-an. Kala itu, seorang imam Katolik bernama Pedro Maria Boss bermaksud mendirikan monumen keagamaan dan meminta bantuan dana dari Putri Isabel, anak Kaisar Pedro II. Sayang, gagasan itu ditolak oleh sang putri.

Usulan yang sama kembali muncul pada tahun 1900-an ketika Keuskupan Agung Rio de Janeiro hendak memanfaatkan lahan tanah dan mendirikan monumen di atasnya. Keuskupan mempertimbangkan sejumlah rancangan yang salah satunya ialah Patung Kristus Penebus. Patung Yesus dengan tangan terbuka itu akhirnya dibuat tahun 1921 dan dibangun menghadap ke seluruh Kota Rio seolah memberikan berkat kepada warga.

Baca juga: Belajar Sejarah dengan Mengunjungi Kawasan Wisata Kota Tua Jakarta

Piramida Mesir: Keajaiban Dunia Lama dengan Status Kehormatan

Selain tujuh yang telah disebutkan di atas, ada keajaiban dunia ke-8 yang posisinya tidak tergantikan, yakni Piramida Mesir. Piramida yang terletak di Giza itu sudah ada sejak 2600-an tahun sebelum Masehi dan merupakan makam untuk raja-raja Mesir Kuno.

Bukan sekadar makam, di dalam tiap-tiap piramida juga tersimpan harta dan peninggalan raja. Selain piramida, di Giza juga terdapat sphinx, bangunan raksasa berbentuk mirip singa berkepala manusia.

Baik piramida maupun sphinx merupakan situs budaya ikonik, tidak hanya di Mesir tetapi juga bagi seluruh dunia. Oleh karenanya, situs yang dulunya juga merupakan salah satu dari tujuh besar keajaiban dunia versi lama tersebut diberi gelar kehormatan.

Di samping itu, beragam mitos pun turut menyelimuti bangunan berbentuk limas segiempat tersebut. Dahulu, banyak orang yang mencuri harta kekayaan yang tersimpan di dalamnya. Untuk mencegah hal tersebut, piramida pun diberi perlindungan berupa mantra yang akan melahirkan kutukan-kutukan.

Kamu pernah menyaksikan film The Mummy (1999) yang dibintangi Brendan Fraser? Kurang lebih, semacam itulah kutukan yang akan muncul jika berani menjarah harta peninggalan raja-raja Mesir di dalam piramida. Bisa saja hanya mitos, tetapi hal itu sepertinya memang perlu dilakukan untuk melindungi situs warisan budaya kuno tersebut.

Tujuh Keajaiban Dunia yang Begitu Mengagumkan

Demikianlah uraian mengenai 7 Keajaiban Dunia Baru yang beberapa di antaranya adalah situs budaya yang menggantikan daftar lama. Setelah mengetahuinya, kamu mungkin jadi berniat untuk mengunjungi salah satu dari lokasi-lokasi wisata menakjubkan tersebut, bukan?

Rasanya kamu perlu menabung sebanyak mungkin untuk bisa datang ke sana mengingat semua lokasi berada di luar negeri. Tetapi yang pasti, saat melancong ke tempat itu kamu tidak akan menyesal telah merogoh kocek terlalu dalam.

Kiranya, itu tadi informasi yang kami rangkum untuk menambah pengetahuanmu. Nantikan artikel-artikel menarik lainnya dari seluruh Indonesia maupun dunia di IGUCeleb, ya!

Create by ipadguides in category of> Travel Story